
Pikiran positif adalah suatu pemikiran yang mengarahkan suatu tindakan dengan harapan tujuan akhir yang positif. Hal ini biasa dikenal dengan istilah “positif thingking”. Tapi sadarkah anda akan perbuatan yang anda lakukan atas dasar berpikir positif itu terkadang berlawanan dengan hati anda! Sering antara pikiran dan perasaan kita berjalan tidak sinkron. Ketidakselarasan antara pikiran dan perasaan itulah yang membuat banyak manusia sukses tanpa diiringi rasa bahagia. Pikiran dijalankan oleh otak sedangkan perasaan dikendalikan oleh hati. Pikiran sering mendominasi akan keinginan logikanya dan jarang memperhatikan keinginan hati akan perasaannya. “hati memiliki logika yang tidak mampu dipahami oleh akal pikiran (Blaise Pascal)”. Kebahagiaan bersumber dari perilaku yang dikerjakan dengan keseimbangan antara hati dan perasaan. Dengan kata lain anda akan lebih menikmati setiap pekerjaan yang anda lakukan bila pekerjaan tersebut dapat diterima oleh pikiran dan perasaan anda. Pemikiran lebih gampang diatur karena ia mengarah pada aturan norma yang berlaku secara umum, namun pengaturan perasaan tidak semudah mengatur pemikiran, karena ia mengarah pada nilai ataupun norma subyektif yang tiap individu berbeda dengan invidu yang lain. Hal ini yang biasa disebut dengan kata hati.
Untuk melatih perasaan positif agar dapat mengiringi pemikiran positif yang timbul lebih dulu adalah dengan mencoba mencari frekuensi perasaan yang lebih enak untuk dinikmati. Ibarat anda tengah memilih acara yang ingin anda nikmati pada layar televisi anda.
Misalnya anda seorang mahasiswa luar kota yang mandiri dengan hidup dalam kos-kos an dan tengah dilanda krisis keuangan dan anda merasa putus asa karenanya, maka tulislah:
Saya bermasalah dengan kondisi keuangan saya
Saya tidak tahu harus berbuat apa?
Saya tidak tahu harus berbuat apa?
Setelah anda menuliskan beberapa kalimat yang benar-benar dapat menggambarkan perasaan anda, buatlah pernyataan dalam hati:
Saya akan mencari perasaan positif untuk membahagiakan hati saya
Lalu tuliskan berbagai pikiran yang muncul dalam benak anda, dan periksalah hati anda apakah rasanya lebih baik, sama atau bahkan lebih parah.
Misalnya:
Saya memang tidak punya uang (sama)
Saya ingin punya banyak uang (sama)
Saya terlalu boros (sama)
Kenapa saya beli juga baju itu, padahal itu uang terakhir saya (lebih parah)
Saya akan minta ke orang tua lagi (lebih parah)
Uang yang saya keluarkan untuk membeli kado ulaang tahun mama saya, dan mama senang
dengan kado saya (lebih baik)
Saya tidak bisa menolak ajakan teman untuk pergi shoping (lebih parah)
Seberapapun uang saya selalu habis di pertengahan bulan (sama)
Rasanya sedikit mengirit dapat melatih saya untuk terbiasa hidup sederhana (lebih baik)
Biasanya saya dapat mengatasi masalah ini, bahkan saat saya benar-benar tidak punya uang sama sekali (lebih baik)
Saya masih lebih beruntung tidak memiliki uang tapi masih bisa kuliah dan bayar kos, dibandingkan mereka yang tidak dapat bersekolah karena keterbatasan biaya (lebih baik)
Rasanya saya malu bila harus meminta uang lagi ke orang tua karena biaya kuliah dan hidup saya disini sudah cukup banyak (lebih baik)
Rasanya lebih enak ya, kalau saya bisa belajar untuk kerja sampingan (lebih baik)
Setelah anda tahu pikiran-pikiran yang muncul dalam benak anda, carilah makna dibalik pikiran-pikiran itu, sehingga akhirnya anda dapat mengetahui pikiran mana yang sebaiknya tetap anda “pelihara” dan persaan-perasaan mana yang lebih dapat membuat anda lebih “enak”.
Semua akan diawali dengan perasaan kurang dalam hati. Ubahlah perasaan itu maka kondisi-kondisi itupun akan berubah.
Belajar terus untuk terampil memilih pikiran positif dengan perasaan yang mengenakkan. Itulah usaha kita untuk menuju kebahagiaan dengan rasa ikhlas.
Selamat berlatih !!!
sumber inspirasi: Quantum Ikhlas_Erbe Sentanu

baguus
BalasHapusSuper untuk diikuti dan di pahami sebelum di terapkan.
BalasHapus