
Sadar, ga sadar,, lama-lama saya jadi sadar dengan sendirinya..
bahwa banyak mall-mall di Indonesia khususnya Surabaya dan sekitarnya mendiskriminasikan antara pengunjung bermobil, bermotor, hingga bersepeda
bentuk diskriminasi ini dapat dilihat antara lain dengan perbedaan perilaku pegawai ataupun satpam mall setempat.
Perlakuan terhadap pengunjung bermobil:
1. selalu dihormati satpam saat memasuki area parkir
2. memiliki tempat parkir yang perbandingannya dengan tempat parkir yang disediakan untuk sepeda motor sangat jauh labih besar.
3. tempat parkir yang tertutup (tidak terkena panas panas)
4. fasilitas jalan yang halus (plester)
5. jarak antara tempat parkir dan mall yang berdekatan
perlakuan terhadap pengunjung bermotor:
1. keadaan antrian panjang karena keterbatasan tempat parkir
2. luas tempat parkir yang jauh lebih kecil daripada tempat parkir mobil
3. sebagian besar tempat parkir yang terbuka (kenyamanan tempat parkir kurang diperhatikan)
4. fasilitas jalan parkiran yang rusak dan bergelombang
5. jarak antara tempat parkir dan mall yang lebih jauh daripada jarak antara tempat parkir mobil mall.
6. perlakuan yang lebih tidak membuat nyaman pengunjung adalah saat beberapa mall menerapkan sistem keamanannya dengan meminta pengunjung melepas helm, slayer, menyalakan lampu dan melihat kamera yang telah disediakan.
logika berfikir Matematis:
setelah saya melakukan sisi wawancara dengan pihak keamanan salah satu mall terbesar di Surabaya, terbukti jumlah pengunjung bermotor lebih banyak 3 hingga 4 kali lipat di hari kerja, dan 5 hingga 8 kali lipat di hari libur. hitungan matematis adalah sbb:
misal: jumlah pengunjung bermobil 1 hari 500 mobil: 500 x Rp 2000 = Rp 1.000.000
jumlah pengunjung bermotor 1 hari 1500 motor (perbandingan kelipatan terkecil):
1500 x Rp 1500= Rp 2.250.000
dari hasil perhitungan pemasukan untuk biaya parkir, didapatkan hasil biaya parkir motor 2,25 kali lipat lebih besar dari pada parkir mobil
logika berfikir moralis:
secara realistis, sangat menyabalkan terutama bagi saya selaku pihak pengunjung bermotor bila harus diberlakukan seperti melepas helm, slayer, menyalakan lampu dan menghadap kamera walaupun atas nama "demi keamanan pengunjung". buang-buang waktu dan sangat tidak sopan.
lalu apa bedanya dengan seorang pencuri yang dipaksa membuka baju, dan harus menghadap kamera dengan wajah bengkaknya setelah dihajar massa untuk diambil gambarnya?
perlakuan terhadap pengunjung bersepeda:
1. setahu saya tidak ada tempat parkir yang disediakan untuk pengunjung yang bersepeda.
Selain tidak dihargai keberadaannya, pengunjung bersepeda juga kurang diakui keberadaannya.
Tidak adakah tempat parkir istimewa walaupun hanya untuk sebuah kendaraan bernilai ratusan hingga puluhan juta, berbeda dengan sebuah mobil yang berharga puluhan hingga ratusan juta.
ataukah justru parkiran liar merupakan tempat parkir istimewa untuk kendaraan roda dua?!
tidak perlu dikunci stir, bebas panas dan hujan keamanan terjamin (walaupun biaya parkir liar dua kali lipat dengan tempat parkir yang disediakan mall)
bentuk diskriminasi ini dapat dilihat antara lain dengan perbedaan perilaku pegawai ataupun satpam mall setempat.
Perlakuan terhadap pengunjung bermobil:
1. selalu dihormati satpam saat memasuki area parkir
2. memiliki tempat parkir yang perbandingannya dengan tempat parkir yang disediakan untuk sepeda motor sangat jauh labih besar.
3. tempat parkir yang tertutup (tidak terkena panas panas)
4. fasilitas jalan yang halus (plester)
5. jarak antara tempat parkir dan mall yang berdekatan
perlakuan terhadap pengunjung bermotor:
1. keadaan antrian panjang karena keterbatasan tempat parkir
2. luas tempat parkir yang jauh lebih kecil daripada tempat parkir mobil
3. sebagian besar tempat parkir yang terbuka (kenyamanan tempat parkir kurang diperhatikan)
4. fasilitas jalan parkiran yang rusak dan bergelombang
5. jarak antara tempat parkir dan mall yang lebih jauh daripada jarak antara tempat parkir mobil mall.
6. perlakuan yang lebih tidak membuat nyaman pengunjung adalah saat beberapa mall menerapkan sistem keamanannya dengan meminta pengunjung melepas helm, slayer, menyalakan lampu dan melihat kamera yang telah disediakan.
logika berfikir Matematis:
setelah saya melakukan sisi wawancara dengan pihak keamanan salah satu mall terbesar di Surabaya, terbukti jumlah pengunjung bermotor lebih banyak 3 hingga 4 kali lipat di hari kerja, dan 5 hingga 8 kali lipat di hari libur. hitungan matematis adalah sbb:
misal: jumlah pengunjung bermobil 1 hari 500 mobil: 500 x Rp 2000 = Rp 1.000.000
jumlah pengunjung bermotor 1 hari 1500 motor (perbandingan kelipatan terkecil):
1500 x Rp 1500= Rp 2.250.000
dari hasil perhitungan pemasukan untuk biaya parkir, didapatkan hasil biaya parkir motor 2,25 kali lipat lebih besar dari pada parkir mobil
logika berfikir moralis:
secara realistis, sangat menyabalkan terutama bagi saya selaku pihak pengunjung bermotor bila harus diberlakukan seperti melepas helm, slayer, menyalakan lampu dan menghadap kamera walaupun atas nama "demi keamanan pengunjung". buang-buang waktu dan sangat tidak sopan.
lalu apa bedanya dengan seorang pencuri yang dipaksa membuka baju, dan harus menghadap kamera dengan wajah bengkaknya setelah dihajar massa untuk diambil gambarnya?
perlakuan terhadap pengunjung bersepeda:
1. setahu saya tidak ada tempat parkir yang disediakan untuk pengunjung yang bersepeda.
Selain tidak dihargai keberadaannya, pengunjung bersepeda juga kurang diakui keberadaannya.
Tidak adakah tempat parkir istimewa walaupun hanya untuk sebuah kendaraan bernilai ratusan hingga puluhan juta, berbeda dengan sebuah mobil yang berharga puluhan hingga ratusan juta.
ataukah justru parkiran liar merupakan tempat parkir istimewa untuk kendaraan roda dua?!
tidak perlu dikunci stir, bebas panas dan hujan keamanan terjamin (walaupun biaya parkir liar dua kali lipat dengan tempat parkir yang disediakan mall)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar